Beberapa perubahan:
Cube COSO 2013 di atas terdiri dari 3 dimensi, yaitu :
bagian atas yang merupakan tujuan, bagian depan merupakan 5 komponen dan bagian
samping merupakan struktur organisasi. Dari ketiga bagian itu memiliki hubungan
langsung antara tujuan, sesuatu yang akan dicapai oleh entitas,
komponen/unsur-unsur, yang menunjukkan apa yang dibutuhkan untuk meraih tujuan
tersebut dan struktur organisasi yang menunjukan keseluruhan entitas.
Selain ada tujuan, pengendalian internal juga memiliki 5 komponen dan masing-masing komponenya memiliki prinsip, yaitu sebagai berikut :
Selain ada tujuan, pengendalian internal juga memiliki 5 komponen dan masing-masing komponenya memiliki prinsip, yaitu sebagai berikut :
PENJELASAN
:
1. Control
Environment / Lingkungan Pengendalian
Control environment / lingkungan pengendalian merupakan susunan dari standar,
proses dan struktur yang menyediakan dasar untuk terlaksananya pengendalian
internal dalam organisasi. Ada 5 prinsip yang terkait dengan komponen ini:
1. Organisasi
menunjukkan komitmen terhadap integritas dan nilai-nilai etika.
2. Dewan
pengawas independen terhadap manajemen dan melaksanakan pengawasan terhadap
pengembangan dan kinerja pengendalian internal.
3. Manajemen
menetapkan, dengan pengawasan dewan, struktur, jalur pelaporan, kewenangan dan
tanggung jawab dalam mencapai tujuan.
4. Organisasi
menunjukkan komitmen untuk menarik, mengembangkan, dan mempertahankan individu
yang kompeten.
5. Organisasi
mendorong individu mengemban akuntabilitas atas tanggung jawabnya terhadap
pengendalian internal.
2. Risk
Assessment / Penilaian Resiko
Penilaian resiko ini melibatkan proses yang dinamis
dan berulang untuk mengidentifikasi dan menganalisis resiko untuk mencapai
tujuan, serta membentuk dasar mengenai bagaimana resiko harus dikelola. Ada 4
prinsip yang berkaitan dengan komponen ini yaitu:
6. Organisasi
menetapkan tujuan dengan kejelasan yang cukup untuk memungkinkan identifikasi
dan penilaian risiko.
7. Organisasi
mengidentifikasi risiko pencapaian tujuan di seluruh entitas dan menganalisa
resiko sebagai dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola.
8. Organisasi
mempertimbangkan potensi terjadinya fraud dalam menilai risiko terhadap
pencapaian tujuan.
9.
Organisasi mengidentifikasi dan
mengevaluasi perubahan yang dapat mempengaruhi sistem pengendalian internal
secara signifikan .
3. Control
Activities / Aktivitas Pengendalian
Aktivitas Pengendalian merupakan
tindakan yang ditetapkan dengan prosedur dan kebijakan untuk meyakinkan bahwa
manajemen telah mengarah untuk mengurangi resiko dalam rangka pencapaian
tujuan. Ada 3 prinsip dalam komponen ini yaitu:
10. Organisasi
memilih dan mengembangkan kegiatan pengendalian yang berkontribusi mengurangi
resiko sampai tingkat yang dapat diterima.
11. Organisasi
memilih dan mengembangkan kegiatan pengendalian umum atas teknologi informasi
untuk mendukung tercapainya tujuan.
12. Organisasi
menerapkan kegiatan pengendalian melalui kebijakan yang menetapkan apa yang
diharapkan dan prosedur untuk menerapkan kebijakan.
4. Information
& Communication / Informasi dan Komunikasi
Informasi
penting untuk entitas melaksanakan tanggungjawab pengendalian internal supaya
mendukung pencapaian tujuan. Sedangkan komunikasi sifatnya berkelanjutan,
berguna dalam proses pelayanan, diskusi dan menyampaikan informasi penting
dalam rangka pelaksanaan pengendalian internal sehari-hari. Ada 3 prinsip dalam
komponen ini yaitu:
13. Organisasi
memperoleh atau menghasilkan dan menggunakan, informasi yang ber kualitas dan
relevan untuk mendukung berfungsinya seluruh komponen pengendalian internal.
14. Organisasi
mengkomunikasikan informasi secara internal, termasuk tujuan dan tanggung jawab
pengendalian internal, yang diperlukan untuk mendukung fungsi pengendalian
internal.
15. Organisasi
berkomunikasi dengan pihak luar mengenai hal terkait dengan berbagai hal yang
dapat mempengaruhi berfungsinya seluruh komponen internal control.
5.
Monitoring Activities / Aktivitas Monitoring
Evaluasi
berkelanjutan, terpisah atau beberapa kombinasi keduanya digunakan untuk
mengetahui apakah kelima komponen dari pengendalian internal, apakah ada dan
berfungsi. Ada 2 prinsip dalam komponen ini yaitu :
16. Organisasi
memilih, mengembangkan, dan melakukan evaluasi berkelanjutan dan / atau
terpisah untuk memastikan apakah komponen pengendalian internal eksis dan
berfungsi baik.
17.
Organisasi mengevaluasi dan
mengkomunikasikan kekurangan pengendalian internal secara tepat waktu kepada
pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk mengambil tindakan korektif, termasuk
manajemen senior dan dewan direksi.
Fraud Tree (Skema Kecurangan)
Fraud Tree atau bisa disebut juga Skema kecurangan dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara yang berbeda.
Untuk tujuan diskusi, ACFE mengklasifikasikan tiga kategori besar dari skema kecurangan yaitu: kecurangan laporan, korupsi, dan penyalahgunaan aset.
KECURANGAN LAPORAN
Kecurangan
Laporan terkait dengan kecurangan manajemen,
semua kecurangan melibatkan
beberapa bentuk dari penyajian laporan keuangan yang salah, kecurangan itu sendiri harus membawa manfaat keuangan
langsung atau tidak langsung untuk pelaku. Misalnya, kesalahan
penyajian
saldo rekening kas untuk menutupi
pencurian uang tunai bukan kecurangan
laporan keuangan. Atau
disisi lain, mengecilkan
kewajiban untuk menyajikan gambaran keuangan yang lebih
menguntungkan organisasi untuk menaikkan harga saham.
1. Financiala). Asset/Revenue Overstatements
Timing Differences
Fictitious Revenues
Concealed Liabilities
Improper Disclosures
Improper Asset
b). Asset/Revenue Understatements
2. Non-Financial
a). Employment Credentials
b). Internal Documents
c). External Documents
Kelompok fraud terhadap laporan keuangan, misalnya :
Memalsukan bukti transaksi; Mengakui suatu transaksi lebih besar atau lebih
kecil dari yang seharusnya; Menerapkan metode pengakuan aset sedemikian rupa sehingga
aset menjadi nampak lebih besar dibandingkan yang seharusnya; Menerapkan metode akuntansi tertentu secara tidak konsisten untuk
menaikan atau menurunkan laba; Menerapkan metode pengakuan liabilitas sedemikian rupa
sehingga liabilitas menjadi nampak lebih kecil dibandingkan yang seharusnya
Korupsi melibatkan eksekutif, manajer, atau karyawan dari organisasi berkolusi
dengan orang luar. Studi ACFE mengidentifikasi empat jenis utama korupsi:
penyuapan, gratifikasi ilegal, konflik kepentingan, dan pemerasan ekonomi. Korupsi
menyumbang sekitar 10 persen dalam kecurangan kerja.
1. Conflicts of Interest (konflik kepentingan), konflik kepentingan muncul ketika
seorang pegawai bertindak atas nama kepentingan pihak ketiga selama melakukan
pekerjaannya atau atas nama kepentingan diri sendiri dalam kegiatan yang
dilakukannya. Ketika konflik kepentingan pegawai tidak diketahui oleh
perusahaan dan mengakibatkan kerugian keuangan, ini berarti telah terjadi
fraud.
Purchases Schemes, yaitu skema pembelian
Sales Schemes, yaitu skema penjualan
2. Bribery (penyuapan), Penyuapan
melibatkan pemberian, penawaran, permohonan, atau penerimaan sesuatu yang
berharga untuk mempengaruhi seorang petugas dalam melakukan pekerjaannya
menurut hukum, misalnya:
Invoice Kickbacks (suap faktur), merupakan salah satu bentuk penyuapan di mana
si penjual "mengiklaskan" sebagian dari hasil penjualannya.
Persentase yang diiklaskan itu bisa diatur di muka, atau diserahkan sepenuhnya
pada "keiklasan" penjual. Kickbacks merupakan korupsi dalam hal
pembelian
Bid Rigging merupakan korupsi dalam hal penjualan yang merupakan permainan
dalam tender
3. Illegal
Gratuities (persenan ilegal), merupakan pemberian atau hadiah yang merupakan
bentuk terselubung dari penyuapan. Hal ini melibatkan pemberian, penerimaan,
penawaran, atau permohonan sesuatu yang berharga karena tindakan resmi yang
telah dilakukan. Ini mirip dengan suatu penyuapan, tetapi transaksinya terjadi
setelah fakta pekerjaan tersebut dilakukan. Contohnya seperti hadiah
perkawinan, hadiah ulang tahun, hadiah perpisahan, dll
4. Economic Extortion (pemerasan ekonomi),
merupakan penggunaan (atau ancaman) kekuatan (termasuk sanksi ekonomi) oleh
individual atau organisasi untuk mendapatkan sesuatu yang berharga. Item yang
berharga itu dapat berupa aktiva keuangan atau ekonomi, informasi, atau
kerjasama untuk mendapatkan suatu keputusan yang menguntungkan atas pekerjaan
atau hal tertentu yang sedang ditangani.
PENYALAHGUNAAN ASET
Skema kecurangan yang paling umum melibatkan beberapa
bentuk penyelewengan aset dimana aset yang baik secara langsung atau tidak
langsung dialihkan untuk keuntungan pelaku. Menurut penelitian ACFE
sembilan puluh persen dari kecurangan
termasuk dalam kategori umum ini. Transaksi yang melibatkan uang tunai, giro,
persediaan, peralatan, dan informasi adalah hal yang paling rentan terhadap penyalahgunaan.
A. Cash
1. Larceny (pencurian).
Kas dicuri setelah kas dicatat pada buku perusahaan. Peluang untuk terjadinya
penjarahan jenis ini berkaitan erat dengan lemahnya sistem pengendalian intern,
khususnya yang berkenaan dengan perlindungan keselamatan aset (safeguarding of
assets)
a). Of Cash
on Hand, yang ditandai dengan tidak adanya penjelasan terhadap selisih kas yang
terjadi
b). From the Deposit, yang ditandai dengan slip
deposito yang diubah atau disalahgunakan
2. Skimming. Kas dicuri sebelum dilakukan pencatatan pada buku perusahaan
a). Sales dengan ciri-ciri
penjualan tetap atau menurun dengan harga pokok penjualan yang
meningkat,
unrecorded, understated
b). Receivables
dengan ciri meningkatnya piutang usaha dibandingkan dengan kas, write-off
schemes, lapping schemes
c). Refunds & other
3. Fraudulent
Disbursements, terjadi ketika arus uang sudah terekam dalam (atau sudah
masuk ke) sistem. Fraudulent Disbursements mempunyai tanda tanda awal
terjadinya penyalahgunaan kas yaitu meningkatnya pengeluaran ringan (misalnya
biaya konsultasi atau iklan), alamat rumah pegawai sama dengan alamat vendor,
alamat vendor merupakan PO. BOX, nama vendor terdiri atas inisial huruf atau
tujuan bisnis yang tidak jelas. Biasanya
terjadi penipuan manajemen.
a) Billing schemes, merupakan skema permainan (schemes) dengan menggunakan proses billing
atau pembebanan tagihan sebagai sarananya. Perusahaan melakukan
pengeluaran uang berdasarkan faktur fiktif untuk barang atau jasa yang
dibeli,
faktur yang di mark up nilainya, atau faktur untuk keperluan pribadi.
Hal ini
dilakukan melalui :
-
Shell company - Non-accomplice vendor
- Personal purchases
b). Payroll schemes, merupakan skema permainan melalui pembayaran gaji. Perusahaan melakukan
pembayaran klaim kompensasi berdasarkan data yang tidak seharusnya. Hal ini dapat
berupa :
-
Ghost employees
-
Commission schemes - Workers’ compensation
- Falsified wages
c) Check tampering, pelaku menukarkan dana perusahaan dengan mengubah dana pada salah satu bank perusahaan, atau mencuri cek yang ditujukan untuk pihak lain. Hal ini dapat berupa :
- Forged maker
- Forged endorsement
- Altered payee
- Concealed check
- Authorized maker
d) Register disbursement schemes, pelaku memasukkan input yang salah pada cash register untuk menutupi uang yang diambil. Hal ini dapat berupa :
- False Voids
- False Refunds
\ 1. Misuse, yaitu penyalahgunaan. Merupakan penyalahgunaan aset
2. Larceny, yaitu pencurian. Merupakan pencurian :
a). Asset Req. & Transfers
b).
False Sales & Shipping
c). Purchasing & Receiving
d). Unconcealed Larceny
Sumber:
Accounting Information System_James A Hall
Teori-Teori Kecurangan (Fraud)
Kecurangan (Fraud) merupakan suatu tindakan yang umumnya dilakukan
secara sengaja oleh seseorang dengan tujuan untuk menguntungkan dirinya
sendiri. Ada beberapa teori mengenai kecurangan diantaranya:
A.
Teori
Fraud Triangle
1.
Pressure (Dorongan)
Pressure adalah dorongan yang menyebabkan seseorang
melakukan fraud, contohnya hutang atau tagihan yang menumpuk, gaya hidup mewah,
ketergantungan narkoba, dll. Pada umumnya yang mendorong terjadinya fraud
adalah kebutuhan atau masalah finansial. Tapi banyak juga yang hanya terdorong
oleh keserakahan.
2.
Opportunity (Kesempatan)
Opportunity adalah peluang yang memungkinkan fraud terjadi.
Biasanya disebabkan karena internal control suatu organisasi yang lemah,
kurangnya pengawasan, dan/atau penyalahgunaan wewenang. Di antara 3 elemen
fraud triangle, opportunity merupakan elemen yang paling memungkinkan untuk
diminimalisir melalui penerapan proses, prosedur, dan control dan upaya deteksi
dini terhadap fraud.
3.
Rationalization (Pembenaran)
Rasionalisasi menjadi elemen penting dalam terjadinya
fraud, dimana pelaku mencari pembenaran atas tindakannya, misalnya: Bahwa tindakannya untuk
membahagiakan keluarga dan orang-orang yang dicintainya, perusahaan telah mendapatkan
keuntungan yang sangat besar dan tidak mengapa jika pelaku mengambil bagian
sedikit dari keuntungan tersebut.
B. Teori Fraud Diamond
Pada tahun 2004 muncul sebuah teori
fraud yang diperkenalkan oleh Wolfe dan Hermanson, teori yang mereka temukan
dikenal dengan fraud diamond theory.Teori
fraud diamond merupakan penyempurnaan
teori fraud triangle. Teori fraud diamond menambahkan elemen
kapabilitas/kemampuan (capability) sebagai elemen keempat selain elemen tekanan
(pressure), kesempatan (opportunity), dan rasionalisasi (rationalization) yang
sebelumnya telah dijelaskan dalam teori fraudtriangle. Menurut Wolfe dan
Hermanson, penipuan atau kecurangan tidak mungkin dapat terjadi tanpa orang
yang memiliki kemampuan yang tepat untuk melaksanakan penipuan atau kecurangan
tersebut.
Kemampuan yang dimaksud adalah sifat
individu melakukan penipuan, yang mendorong mereka untuk mencari kesempatan dan
memanfaatkannya. Peluang menjadi akses
masuk untuk melakukan fraud, tekanan dan rasionalisasi dapat menarik seseorang
untuk melakukan fraud, tetapi orang tersebut harus memiliki kemampuan yang baik
untuk mengenali peluang tersebut agar dapat melakukan taktik fraud dengan tepat
dan mendapatkan keuntungan maksimal.
C. Teori
Fraud Pentagon
(Crowe’s fraud pentagon theory)Teori
terbarukan yang mengupas lebih mendalam mengenai factor - faktor pemicu fraud
adalah teori fraud pentagon (Crowe’s fraud pentagon theory). Teori ini
dikemukakan oleh Crowe Howarth pada 2011. Teori fraud pentagon merupakan
perluasan dari teori fraud triangle yang sebelumnya dikemukakan oleh Cressey,
dalam teori ini menambahkan dua elemen fraud lainnya yaitu kompetensi (competence)
dan arogansi (arrogance).
Kompetensi
(competence) yang dipaparkan dalam teori fraud pentagon memiliki makna yang
serupa dengan kapabilitas/kemampuan (capability) yang sebelumnya dijelaskan
dalam teori fraud diamond oleh Wolfe dan Hermanson pada 2014.
Kompetensi/kapabilitas merupakan kemampuan karyawan untuk mengabaikan kontrol
internal, mengembangkan strategi penyembunyian, dan mengontrol situasi sosial
untuk keuntungan pribadinya (Crowe, 2011). Menurut Crowe, arogansi adalah sikap
superioritas atas hak yang dimiliki dan merasa bahwa kontrol internal atau
kebijakan perusahaan tidak berlaku untuk dirinya.
Sumber:
1.
http://www.academia.edu/6634188/FRAUD_TRIANGLE
2.
https://mukhsonrofi.wordpress.com/2008/09/04/fraudtriangle-segitiga-fraud/
3.
https://arezky125.wordpress.com/2013/05/13/faktor-pemicu-fraud/
4. Google Images
Wynn casino: online slots, blackjack and roulette - JMT Hub
BalasHapusThe Wynn casino is located on 광양 출장마사지 the Las Vegas Strip in Paradise, 고양 출장샵 NV, United States and is 목포 출장샵 open daily 24 hours. The casino's 569,000 square 논산 출장마사지 foot gaming 경주 출장안마 space features